Pengetahuan Dasar Geografi

 

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

 1.      Hakekat Geografi

Geografi berasal dari Bahasa Yunani, secara etimologi terdiri dari "Geo" yang berarti bumi dan "Graphein" yang berarti mencitra atau menggambarkan. Geografi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bumi dan penduduknya serta hubungan timbal balik antara keduanya. Berdasarkan hasil lokakarya IGI pada tahun 1988 di Semarang menerangkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

2.      Konsep Dasar Geografi

Konsep esensial geografi menurut Seminar dan Lokakarya Ahli Geografi tahun 1998. Banyak para ahli yang memberikan konsep-konsep tentang geografi, sehingga perlu dibentuk konsep dasar bagi perkembangan geografi di Indonesia. Untuk itu, diselenggarakan Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun 1998 yang menghasilkan kesepatan berupa 10 konsep esensial geografi, yaitu sebagai berikut:

1)      Konsep lokasi

a.      Lokasi Absolut

Lokasi absolut merupakan letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur (garis astronomis). Perbedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).

b.      Lokasi Relatif

Lokasi sesuatu tempat yang nilainya ditentukan oleh tempat-tempat lain di luarnya. Letak relative dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya karena lokasi relative digambarkan oleh obyek-obyek yang dinamai oleh manusia.

2)      Konsep jarak

Jarak merupakan panjang antara dua tempat terdiri atas 2 hal

1.      Jarak Mutlak

Jarak mutlak merupakan satuan panjang yang diukur dengan kilometer.

2.      Jarak Relatif

Jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu atau lamanya perjalanan. Misalnya jarak antara tumpang ke malang ditempuh dalam waktu 30 menit dengan menggunakan motor. Jarak tersebut akan berbeda jika menggunakan mobil atau angkutan umum.

3)      Konsep keterjangkauan

Tingkat kemudahan untuk menjangkau suatu tempat yang ditentukan oleh sarana dan prasarana yang digunakan, alat komunikasi dan lain-lain.

4)      Konsep pola

Pola merupakan keteraturan fenomena geosfer sebagai akibat interaksi antar komponen yang ada. Contoh:
a. Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.

5)      Konsep morfologi

 Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam (endogen dan eksogen) yang membentuk dataran tinggi, dataran rendah dan pegunungan. Contoh : daerah bagian timur malang merupakan daerah pegunungan bromo, tengger dan semeru (vulkanik)

6)      Konsep aglomerasi  

Pengelompokan fenomena disuatu kawasan karena ada faktor yang mempengaruhinya.

7)      Konsep nilai kegunaan

a.       Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang menggunakannya. Misalnya, Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Batu, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan rekreasi.

b.      Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi nelayan atau karyawan/pegawai kantor.

8)      Konsep interaksi dan interdependensi

 Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya: gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap pembaca atau pemirsa.

9)      Konsep differensiasi area 

Wilayah di permukaan bumi memiliki perbedaan nilai yang terdapat di dalamnya. Misalnya:
Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.

10)  Konsep keterkaitan keruangan 

 Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.

Sepuluh konsep tersebut, sengaja dibuat untuk penyatu bahasaan pemikiran geografi, semuanya merupakan awal dari memahami geografi. Dengan demikian, pendidikan geografi mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus mencakup sepuluh konsep tersebut, hanya materi yang diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.

3.      Prinsip Geografi

Prinsip suatu ilmu digunakan sebagai dasar untuk menjelskan fenomena yang terjadi berdasarkan karakteristik dan keterkaitannya. Prinsip dalam geografi diantaranya sebagi berikut.

a.      Prinsip Distribusi

Prinsip distribusi berkenenaan dengan fenomena geosfer tersebar secara tidak merata di permukaan bumi.

b.      Prinsip Interelasi

Prinsip interelasi menerangkan bahwa antara satu fenomena dengan fenomena geosfer yang lain memiliki hubungan timbal balik.

c.       Prinsip Deskripsi

Prinsip deskripsi menjelaskan bahwa penggambaran fenomena geosfer memerlukan deskripsi melalui peta, grafik, tabel, diagram dan gambar.

d.      Prinsip Korologi

Prinsip korologi adalah penggabungan antara prinsip distribusi dan prinsip interelasi.

4.      Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai metode, cara pandang, atau analisis untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya interaksi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan inilah yang membedakan geografi dengan disiplin ilmu lain. Pendekatan yang digunakan dalam mempelajari geografi adalah pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah. Ketiga pendekatatan ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

a.      Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Fenomena dan masalah geografi yang nenyangkut aspek fisik maupun manusia tersebar menempati ruang muka bumi. Pendekatan keruangan dilakukan dengan mengetahui karakteristik atau fenomena suatu wilayah.

b.      Pendekatan Kelingkungan (Ecoogical Approach)

Pendekatan kelingkungan menelaah gejala interaksi dan interelasi anatar komponen fisik dan komponen non fisik.

c.       Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Approach)

Pendekatan kewilayahan merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan.  Pendekatan kompleks wilayah ini membandingkan berbagai kawasan di permukaan bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangn dan keligkungan dari masing-masing wilayah komprehensif.

5.      Objek Geografi

Objek geografi terdiri dari objek material dan objek formal.

a.      Objek Material

Objek material geografi adalah sasaran atau yang dikaji dalam studi geografi. Objek material geografi meliputi seluruh fenomena geosfer yang terdiri dari litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antrophosfer.

a)      Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang meliputi batuan-batuan.

b)      Hidrosfer adalah lapisan air meliputi perairan darat dan perairan laut.

c)      Atmosfer adalah lapisan udara yang meliputi cuaca dan iklim.

d)      Bisofer adalah kehidupan meliputi flora dan fauna.

e)      Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara lapisan-lapisan lainnya dan diutamakan dalam kajiannya.

b.      Objek Formal

Objek formal geografi bersangkutan dengan caran pemecahan masalah dan merupakan metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.

  

6.      Aspek Geografi

Aspek geografi terdiri dari aspek fisik dan aspek sosial.

a.      Aspek Fisik

Aspek fisik adalah segala sesuatu yang bersifat alami dan terbentuk karena proses-proses alami geografi yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Contoh dari aspek fisik adalah cuaca dan iklim, relief dan tanah, sumberdaya air, flora dan fauna.

b.      Aspek Sosial

Aspek sosial atau aspek manusia adalah sifat atau keadaan pada kehidupan manusia di dalam masyarakat seperti kepadatan penduduk, penyebaran penduduk, mobilitas penduduk, matra pencaharian dan pendapatan.

Comments

Popular posts from this blog

Pendekatan Geografi dalam kehidupan sehari hari

Geomorfologi Papua