HIDROSFER
HIDROSFER
A.
KONSEP
HIDROSFER
Hidrosfer
adalah keseluruhan sistem air di permukaan bumi yang mencapai 70%. Hidrosfer di
bumi mengalami siklus, sehingga jumlahnya selalu tetap. Secara etimologi
hidrosfer berasal dari kata hydros yang
artinya air, dan sphere yang berarti
lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan,
salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Jumlah air yang terdapat di bumi kira-kira sebanyak 1,3 sampai 1,4 miliar km3,
dengan perincian 97,5% berupa air laut, 1,75% berbentuk es, dan 0,73% berada di
daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, salju, dan sebagainya.
Sedangkan air yang berbentuk uap air di udara hanya sebesar 0,001%. Jumlah air
di bumi tersebut relatif tetap, tidak bertambah, dan tidak berkurang,
disebabkan air tidak dapat keluar dan dibatasi atmosfer bumi. Keberadaan air
relatif tetap, sedangkan perubahan bentuk (cair,gas,padat) dan pergerakan air
hanyalah memindahkan air dari satu tempat ke temat lain di bumi. Akibat
pengaruh sinar matahari maka air di bumi selalu mengalami perputaran atau
siklus air atau siklus hidrologi.
B.
SIKLUS
HIDROLOGI
Terjadinya siklus
hidrologi diawali oleh adanya radiasi sinar matahari yang menimbulkan panas di
bui. Energi yang panas menyebabkan terjadinya penguapan air dari badan-badan
air seperti sungai, danau, laut dan lautan. Menurut Triatmodjo (2008)
menjelaskan siklus hidrologi diawali dengan terjadinya penguapan air yang
berada di permukaan tanah, sungai, danau serta laut. Uap air tersebut menuju
atmosfer akan berubah menjadi titik air sehingga terbentuk awan akibat dari
proses kondensasi, kemudian titik-titik air tersebut akan turun menjadi hujan
di daratan maupun lautan. Hujan yang jatuh sebagian ditahan oleh tanaman dan
sebagian lagi jatuh ke permukaan tanah. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah
akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan akan mengalir menjadi aliran
permukaan (surface run off) sebagai
pengisi danau, sungai, dan cekungan tanah. Air dari proses infiltrasi akan
mengalir di dalam tanah (perkolasi) dan mengisi air tanah yang nantinya akan
keluar sebagai mata air atau akan mengalir ke sungai yang pada akhirnya akan
mengalir menuju ke laut.
Gambar: Siklus Hidrologis
Istilah
siklus hidrologis:
·
Insolasi : radiasi matahari yang datang ke permukaan bumi
·
Evaporasi :
penguapan air dari badan-badan air seperti sungai, danau, laut, dan lautan,
serta dari permukaan tanah
·
Transpirasi : penguapan air dari
tumbuhan dan hewan
·
Evapotranspirasi : penguapan air dari badan air
dan tumbuhan
·
Kondensasi : proses pengembunan uap
air dalam membentuk awan
·
Presipitasi : proses awan berubah
menjadi curah hujan
·
Surface
detentation :
air hujan yang jatuh ke bumi yang akan terakumulasi pada suatu tempat
·
Intersepsi : air hujan yang jatuh
di dedaunan sebagian diserap oleh daun
·
Trough
fall :
air hujan yang jatuh di dedaunan sebagian menetes ke permukaan tanah
·
Stemp
flow :
air hujan yang jatuh di dedaunan sebagian mengalir ke bawah menyusuri batang
pohon
·
Overland
flow :
akumulasi air hujan yang akan berubah menjadi aliran di atas permukaan tanah
sebagai aliran permukaan
·
Run
off :
aliran hujan yang membentuk saluran
·
Depresion
storage :
danau/cekungan
·
Infiltrasi : air hujan yang
mengalir/meresap ke dalam tanah
·
Perkolasi : air yang mengalir
ke dalam tanah secara vertikal menjadi air tanah karena gaya gravitasi
·
Interface/Sub
surface flow: air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah,
setelah mencapai horizon tanah, sebagian mengalir secara lateral mmenyusuri
perlapisan horizon tanah
·
Moisture
content :
air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah, yang akan tinggal di dalam massa
tanah
·
Groundwater :
air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah setelah mencapai horizon tanah yang
selanjutnya mengalami perkolasi dan menjadi air tanah
C.
DAMPAK
PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP SIKLUS HIDROLOGIS
Keberadaan air di bumi
dikatakan sangat melimpah karena sekitar 70% dari bagian bumi merupakan
daerah perairan. Akan tetapi
ketersediaan air di daratan tidak selalu ada dan berkualitas karena adanya
hambatan peristiwa alam. Hambatan peristiwa alam ini mengganggu proses siklus
hidrologi yang pada akhirnya mnimbulkan kelangkaan air. Siklus air adalah suatu
model yang menggambarkan pergerakan molekul air dari lautan ke daratan dan
sebaliknya sevara berkelanjutan.
Seiring berkembangnya
zaman dan fasilitas teknologi yang semakin maju, manusia dituntut untuk
mengembangkan teknologi yang ada serta menciptakan teknologi yang baru. Akan
tetapi terkadang teknologi tidak diimbangi dengan tindakan yang ramah
lingkungan. Tanpa disadari, manusia merusak lingkungan yang dapat mengganggu
siklus hidrologi. Berikut kegiatan manusia yang merusak lingkungan dan dapat
mempengaruhi siklus hidrologi:
a. Penebangan
hutan
Manusia membutuhkan bahan baku dan lahan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa disadari manusia seringkali menebang
hutan secara besar-besaran. Pengurangan jumlah pohon berpengaruh pada laju
penyerapan CO2 yang menurun drastis. Pengurangan penyerapan ini
menyebabkan penumpukan CO2 di atmosfer. CO2 menumpuk di
atmosfer akan menjebak panas matahari yang dipantulkan bumi sehingga temperatur
bumi dan atmosfer akan meningkat (pemanasan global). Pemanasan global dapat
mempengaruhi siklus hidrologis, khususnya pada proses evaporasi dan kondensasi.
Peningkatan suhu atmosfer akan meningkatkan laju evaporasi dan memperlambat
proses kondensasi.
b. Kebakaran
hutan
Kebakaran
hutan yang terjadi secara spontan tanpa campur tangan manusia. Hal tersebut
disebabkan oleh tingginya suhu udara di sekitar hutan. Suhu udara meningkat
cukup signifikan karena dampak dari pemanasan global.
c. Pembangunan
Pembangunan di daratan mempengaruhi siklus
hidrologis. Pembangunan yang semakin banyak menutupi tanah sehingga menghambat
infiltrasi ketika terjadi presipitasi. Terhambatnya infiltrasi dapat
menyebabkan kelangkaan air tanah. Karena terhambatnya infiltrasi, laju runoff meningkat sehingga lebih banyak
air yang terbuang ke perairan
d. Pencemaran
air
Aktivitas industri dan penambangan yang
tidak ramah lingkungan/tidak mengolah limbah kembali yang dihasilkan dan dibuang
langsung ke perairan sungai). Pembuangan limbah di perairan (sungai) membentuk
lapisan di atas permukaan permukaan air (limbah yang mengandung kadar minyak
yang tinggi). Lapisan tersebut dapat menghambat evaporasi pada permukaan air,
mengancam kehidupan hewan dan tumbuhan yang tinggal di dalam perairan.
e. Pencemaran
udara
Limbah gas yang dihasilkan oleh sebagian
besar industri dan kendaraan bermotor mengandung gas CO2. Pembuangan
limbah tersebut secara langsung tidak hanya mencemati udara saja tetapi juga
menumpukkan CO2 ke atmosfer dan memicu pemanasan global.
Aktivitas
manusia tersebut mengakibatkan gangguan siklus hidrologis sehingga terjadi
perubahan siklus air. Berikut perubahan siklus hidrologis yang terjadi:
a. Peningkatan
laju evaporasi dan penurunan laju kondensasi
Peningkatan laju evaporasi dan penurunan
laju kondensasi terjadi sebagai akibat dari pemanasan global. Peningkatan laju
evaporasi menyebabkan peningkatan laju pengurangan kadar air tanah yang
merupakan salah satu sumber air masyarakat. Sedangkan penurunan laju kondensasi
akan memperlambat terjadinya hujan.
b. Pencemaran
sumber air (air laut, sungai, dll)
Masyarakat yang tinggal di sekitar
perairan umumnya memanfaatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya masyarakat yang tinggal di sekitar sungai dan laut memanfaatkan air
untuk kebutuhan hidupnya. Jika sumber air sungai/laut tercemar oleh limbah maka
dengan terpaksa mereka menggunakan air tanah atau air hujan karena mahalnya
biaya pengolahan air yang tercemar. Sementara itu keberadaan air tanah dan air
hujan sangat terbatas karena adanya pemanasan global yang mempercepat penguapan
air tanah dan memperlambat terjadinya hujan
c. Penurunan
laju infiltrasi
Penurunan laju infiltrasi terjadi di
perkotaan atau kawasan yang sedang mengalami pembangunan. Penurunan laju ini
dapat memicu kelangkaan air tanah apabila air tanah dieksploitasi secara terus-menerus. Penurunan
laju infiltrasi juga menyebabkan banjir karena tidak adanya tanah/tumbuhan yang dapat menyerap air hujan.
d. Pengurangan
laju run off
Pengurangan laju run off terjadi karena
adanya saluran irigasi dapat menyebabkan kelangkaan air bagi penduduk yang
tinggal di kawasan sekitar sungai (hal ini dapat terjadi jika saluran irigasi
yang dibuat sudah terlalu banyak).
Sumber
Hand out:
Tangke, Paul Rizky Mayori. 2015. Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan
Siklus Air yang memicu Kelangkaan Air Dunia, (Online), (https://www.researchgate.net/publication/287595987_Dampak_Kegiatan_Manusia_Terhadap_Perubahan_Siklus_Air_Yang_Memicu_Kelangkaan_Air_Dunia),
diakses pada 18 Maret 2018.
Utaya, Sugeng. 2013. Pengantar Hidrologi. Malang: Aditya Media Publishing.
Comments