Model Pembelajaran Discovery Learning
A. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model
pembelajaran Discovery Learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang mengutamakan pendekatan saintifik dalam
langkah pembelajarannya. Sehingga model ini sangat sesuai dengan kurikulum yang
berlaku saat ini. Proses pembelajaran konstruktifis akan meningkatkan keaktifan
siswa dalam hal pendidikan. Menurut Hosnan (2014) juga menyakan jika Discovery mendorong siswa untuk
menemukan informasi sendiri dan mengecek perubahan dengan informasi yang baru.
hal ini dilakukan untuk mengembangkan informasi sesuai dengan zaman.
Terkait
dengan pendidikan, Hamalik (dalam Takdir, 2012:29) menyatakan bahwa discovery
adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual pada
anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga
menemukan suatu konsep yang dapat diterapkan di lapangan. Menurut Mulyasa
(dalam Takdir, 2012:32) menyatakan bahwa discovery merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan pengalaman langsung dilapangan, tanpa harus selalu
bergantung pada teori-teori pembelajaran yang ada dalam pedoman buku pelajaran.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, Discovery merupakan proses kegiatan
pembelajaran konstruktivis. Siswa membangun atau membentuk pengetahuannya
dengan menemukan atau memecahkan permasalahan berdasarkan data yang berasal
dari lapangan. Sehingga Discovery menuntut
siswa untuk aktif dalam pembelajaran untuk memahami konsep.
Discovery
Learning merupakan model pembelajaran yang memfokuskan cara belajar siswa
untuk menemukan dan menyimpulkan sebuah permasalahan atau fenomena berdasarkan
data yang ada dilapangan. Melalui kegiatan penyelidikan untuk mengolah data
maka siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Sehingga konsep dan pengalaman
dalam pembelajaran tertanam kuat dalam ingatan.
B. Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Pembelajaran Discovery
Learning memiliki langkah-langkah yang dapat dilakukan penekatan saintifik.
Langkah dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengeksperimen,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Menurut Syah (2004:244) pelaksanaan model
pembelajaran Discovery Learning
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
11)
Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.
22) Problem
Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah),
Setelah dilakukan stimulasi, langkah
selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah), Syah (2004:244).
33) Data Collection
(Pengumpulan Data),
Ketika eksplorasi berlangsung guru
juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis, Syah (2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian siswa diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur.
44) Data Processing
(Pengolahan Data),
Semua informasi hasil bacaan,
diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data
processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi pada
pembentukan konsep dan generalisasi.
55) Verification
(Pembuktian),
Pada tahap ini siswa melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan data hasil
processing, Syah (2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
66) Generalization (
Menarik Kesimpulan/Generalisasi),
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan verifikasi, Syah
(2004:244).
C. Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning
Model
Pembelajaran seperti apapun dan sebaik apapun tetap memiliki celah. Celah
tersebut bisa terdapat dalam langkah-langkah ataupun cakupan materi yang dapat
dilaksanakan. Begitu pula dengan model pembelajaran Discovery Learning. Model ini juga tidak sempurna tetap memiliki
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan
model pembelajaran Discovery Learning,
yaitu: 1) Dalam penyampaian bahan discovery, digunakan kegiatan dan pengalaman
langsung. 2) Discovery strategy lebih realistis dan mempunyai makna. 3)
Discovery strategy merupakan suatu model pemecahan masalah. 4) Dengan sejumlah
transfer secara langsung, maka kegiatan discovery strategy akan lebih mudah
diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran 5) Discovery strategy banyak memberikan kesempatan bagi
para peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar (Takdir,
2012:70).
Kelemahan
dalam model pembelajaran Discovery
Learning, yaitu: : 1) Kurang pekanya guru dalam mengidentifikasi
masalah dan kesalahpahaman guru dengan siswa dalam melihat permasalahan. 2)
Menyita pekerjaan guru. 3) Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan. 4) Tidak
berlaku untuk semua topik (Takdir, 2012:70)
Berdasarkan penjelasan diatas maka
dapat disimpulkan jika model pembelajaran Discovery
Learning memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah pembelajaran
mimiliki makna, siswa memiliki pengalaman langsung dalam menganalisis fenomena
di lapangan yang melibatkan siswa secara aktif. Namun kelemahan dalam model
pembelajaran ini adalah kerawanan kesalahpahaman guru dengan siswa dalam
n=mengidentifikasi masalah serta waktu yang lama. Kondisi siswa yang tidak
semua mampu melakukan penemuan juga menjadi kelemahan model pembelajaran ini.
Comments