Persebaran Plankton dan Tumbuhan Laut Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan. Dalam ekosistem perairan yang berperan penting adalah Fitoplankton, sebab Fitoplankton merupakan produsen atau sumber makanan bagi ikan laut. Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan.Fungsi ekologisnya sebagai produser primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu ekosistim. Berdasarkan struktur tropik level, pada kebanyakan ekosistim fitoplankton terutama dikomsumsi oleh zooplankton disamping larva hewan tingkat tinggi lainnya. Fitoplankton dan zooplankton memiliki kedekatan hubungan ekologis yaitu pemangsaan (grazing),selanjutnya zooplankton dikomsumsi oleh konsumner yang lebih tinggi seperti larva danhewan muda dari berbagai organisme.
 Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan saling mempengaruhi. Lingkungan menyediakan tempat hidup bagi organisme-organisme yang menempatinya sebaliknya makluk hidup dapat mengembalikan energi yang dimanfaatkkannya ke dalam lingkungan. Suatu daur energi memberikan contoh nyata akan keberadaan interaksi tersebut. Di laut terjadi transfer energi antar organisme pada tingkatan tropis yang berbeda dengan demikian terjadi proses produksi. Hirarki proses produksi membentuk sebuah rantai yang dikenal dengan rantai makanan (Nontji, 2002).
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dan ciri-ciri plankton dan tumbuhan laut?
2. Bagaimana potensi plankton dan tumbuhan laut di indonesia?
3. Bagaimana persebaran sumberdaya plankton dan tumbuhan laut?
4. Bagaimana pemanfaatan plankton dan tumbuhan laut?

BAB II
PEMBAHASAN
1.1  Pengertian dan Ciri-ciri Plankton dan Tumbuhan Laut.
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang ambing oleh arus air. Organisme ini hanyut bebas dalam laut dan sangat lemah daya renangnya, kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan-gerakan air. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni : fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesisi; dan zooplankton adalah hewa-hewan laut yang planktonik. (Nybbaken,1982)
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah mahluk hidup mikroskopik berpigmen yang hidupnya mengapung atau melayang di perairan, baik tawar ataupun air asin. Yang termasuk kedalam fitoplankton adalah golongan Protista mirip tumbuhan atau banyak yang menyebutnya alga serta golongan. Cyanophyta. Ukurannya sangat kecil sehingga hanya jenis fitoplankton tertentu yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai (Hutabarat, 1986) .
Alga yang masuk kategori plankton dapat berupa Alga uniseluler (contohChlorococcus sp), koloni (Volvox sp), serta benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp). Alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Selain itu,  fitoplankton memiliki ciri khusus yang dapat digunakan untuk membedakan antara zooplankton dan fitoplankton, yaitu pigmen warna. Di dalam sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. 
Ciri-ciri fitoplankton:
1. Kelas Chlorophyceae, mempunyai ciri-ciri :
- Bersel tunggal tidak bergerak, misalnya Chlorococcum, Chlorella.
- Bersel tunggal dapat bergerak, misalnya Chlamydomonas, Euglena, Tetraselmis.
- Bentuk koloni dapat bergerak, misalnya Volvox, Scenedesmus.
- Bentuk koloni yang tidak bergerak, misalnya Hydrodictyon reticulatum
- Bentuk benang, misalnya Spyrogyra, Oedogonium
- Bentuk lembaran, misalnya, Ulva, Chara
       Selain itu ciri-ciri umum yang dimiliki dari alga hijau ini adalah:
- Berwarna hijau rumput karena mengandung khlorofil
- Mempunyai empat bulu cambuk.
- Reproduksi sel terjadi secara vegetatif aseksual dan seksual.
2. Kelas Bacillariophyceae mempunyai ciri-ciri :
- Berwarna coklat karena mengandung silikat.
- Berbentuk seperti cawan petri.
- Reproduksi secara pembelahan sel Bersel tunggal, misalnya Chaetoceros calcitran dan Skeletonema costatum.
3. Kelas Cyanophyceae, mempunyai ciri-ciri :
- Berwarna hijau kebiruankarena mengandung klorofil dan pigmen kebiru-biruan yaitu phycocyanin.
- Berbentuk benang yang melingkar seperti spiral, misalnya Spirulina. 

Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat dan Evans, 1986).
Zooplankton merupakan produsen sekunder sehingga penting dalam jaring-jaring makanan di suatu perairan. Zooplankton memangsa fitoplankton dimana fitoplankton itu sendiri memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji et al., 1993). Pada proses selanjutnya zooplankton merupakan makanan alami bagi larva ikan dan mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik yang lebih tinggi. Dalam hubungan dengan rantai makanan zooplankton berperan sebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994).
 Dari berbagai jenis zooplankton hanya ada satu golongan saja yang sangat penting menurut sudut ekologis yaitu subklas Copepoda (klas Crustacea, filum Arthropoda). Hewan- hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi ekosistem- ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer dalam laut ( Nybakken, 1992).
Menurut Nybakken (1992), zooplankton melakukan migrasi vertikal harian dimana zooplankton bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan  yaitu fitoplankton. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena zooplankton menghindari sinar matahari langsung (Nontji, 1993).
Klasifikasi Zooplankton, Arinardi et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain : filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata.
Penggolongan Plankton
Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori, yaitu:
1. Berdasarkan Fungsi
Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.  

Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai  Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.

b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.


Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.

 
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam daur hara (nutrient cycle) dalam ekosistem laut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam prows fotosintesis.


d. Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.

2. Berdasarkan Ukuran
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil kingga yang besar. Dulu orang menggolongkan plankton dalam tiga kategori berdasarkan ukurannya, yakni:

a. Plankton jaring (netplankton): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
b. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;
      c. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.
Kini, dengan kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini banyak diacu orang.

                  a. Megaplankton (20-200 cm)
Ada juga yang menyebutnya megaloplankton. Banyak ubur­ubur termasuk dalam golongan ini. Ubur-ubur Schyphomedusa, misalnya bisa mempunyai ukuran diameter payungnya sampai lebih dari satu meter, sedangkan umbai-umbai tentakelnya bisa sampai beberapa meter pajangnya. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah ubur-ubur Cyanea arctica yang payungnya bisa berdiameter lebih dua meter dan dengan panjang tentake130 m lebih .

b. Makroplankton (2-20 cm)
Contohnya adalah eufausid, sergestid, pteropod. Larva ikan banyak pula termasuk dalam golongan ini.
  c. Mesoplankton (0,2-20 mm)
Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti kopepod, amfipod, ostrakod, kaetognat. Ada juga beberapa fitoplankton yang berukuran besar masuk dalam golongan ini seperti Noctiluca.

3. Berdasarkan Daur Hidupnya
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :

 a. Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
 
      b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut.
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya budaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.
     c. tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.



Bioma laut ditandai oleh beberapa jenis ikan dan tumbuhan. Jenis tumbuhan yang ditemukan di bawah air yang berbeda dari yang ditemukan di daratan. Menggali ke rincian adaptasi dan mekanisme mereka akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mereka bertahan hidup, bahkan pada kedalaman besar laut yang memukau.

Alga Hijau
Tumbuhan ini adalah kelompok ganggang milik kerajaan Plantae, dan termasuk sub kelompok Chlorophyta dan Charophyta. Ganggang hijau adalah organisme uniseluler kecil berisi klorofil yang memberikan warna hijau terang. Sementara Chlorophyta ditemukan dalam berbagai habitat, charophyta ditemukan secara eksklusif di air tawar, dan dalam kondisi di mana keberadaan garam kurang dari satu persen. Ganggang hijau merupakan spesies yang paling diversely ditemukan ganggang.
Rumput Laut
Rumput laut adalah rumput laut berbunga yang tumbuh di air garam. Mereka tumbuh di wilayah yang luas mirip dengan padang rumput, dan ditemukan terutama pada lebih dangkal, perairan pesisir. Jumlah spesies bervariasi dengan jenis iklim; perairan tropis menunjukkan adanya beberapa spesies padang lamun (hingga 13 spesies yang dicatat), sedangkan seperti di perairan beriklim, maksimal 2-3 spesies yang diamati. Fauna air seperti dugong, penyu hijau, landak laut, angsa, dan kepiting, memakan lamun.
Diatom
Tumbuhan ini adalah yang paling sering ditemukan fitoplankton, dan bersel tunggal dengan dinding terbuat dari silika. Terjadi di air tawar dan air laut, reproduksi diatom terjadi dengan dua bagian membelah di mana masing-masing setengah mengembangkan katup baru, membentuk diatom baru. Diatom dibagi lagi menjadi – diatom sentris dan diatom Pennate. Satu dari dua, gerak dilakukan hanya oleh diatom centric (hanya gamet jantan) dengan bantuan flagella. Kadang-kadang, diatom mati dengan selamat diawetkan dalam dasar laut, sehingga menjadi kunci organisme dalam menganalisis kondisi lingkungan masa lalu.
Dinoflagellata
Tumbuhan ini adalah protista uniseluler ditemukan di kedua laut dan air tawar daerah. Setelah diatom, dinoflagellata membentuk sebagian besar dari eukariota laut. Jumlah flagellae dapat bervariasi 1-3. Beberapa dinoflagellata melaksanakan proses fotosintesis, sedangkan beberapa diketahui berwarna dan juga parasit. Red tide, juga dikenal sebagai Bloom ganggang, adalah hasil dari konsentrasi besar dinoflagellata, memberikan badan air warna merah atau coklat.
Alga Merah
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai Rhodophyta, di mana sebagian besar spesies (hampir 6000) dari ganggang merah multiseluler. Fitur karakteristik mereka termasuk kehadiran phycobiliproteins (pigmen aksesori yang memberikan ganggang warna merah), eukariotik sel sans sentriol dan flagela, dan penggunaan polisakarida untuk tujuan cadangan pangan. Ganggang merah lebih memilih habitat berbasis kelautan, namun spesies tertentu juga ada di lingkungan air tawar. Beberapa spesies ganggang merah seperti dulse dan bejana yang digunakan dalam penyusunan beberapa aditif makanan.
Alga Coklat
Phaeophyceae (alga coklat) yang ditemukan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Dua unsur karakteristik ganggang coklat yang membuat mereka unik antara lain – pigmen mereka yang bervariasi dari hijau menjadi warna coklat, dan fakta bahwa mereka multiseluler. Anggota paling umum dari kelompok ditemukan di bioma laut, adalah rumput laut, dalam berbagai bentuk. Keliru untuk rumput laut, kelps yang terkait erat dengan organisme ini, dan bentuk ‘hutan’ di dasar laut. Kelps yang banyak digunakan dalam masakan Asia, terutama dalam penyusunan sushi.

2.1 Potensi Plankton dan Tumbuhan Laut.
            Setiap topologi  wilayah kepesisiran akan memiliki potensi dan permasalahan yang berbeda. Hal ini tergantung pada proses pembentukannya, tenaga pengaruh, material penyusun, tingkat atau laju perkembangan, habitat yang ada, dan pengaruh aktivitas manusia. Potensi sumber daya laut dan kepesisiran sebagian besar sudah dimanfaatkan dengan baik, namun demikian masih banyak potensi sumberdaya laut yang belum dikelolah dengan maksimal.
            Laut mempunyai berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan manusia antara lain:
A.    Sebagai sumber mineral
1.      Garam
2.      Karbonat diambil dari sebangsa lumut
3.      Fosfat
4.      Sumber minyak dilepas pantai
B.     Sebagai sumberdaya nabati
1.      Rumput laut yang dibudidayakan di wilayah lautan dangkal dapat digunaka untuk bahan agar-agar
2.      Tumbuhan laut untuk makanan ikan yaitu plankton, nekton, phytoplankton, dan benthos
Potensi plankton dan tumbuhan lait yang berada di Indonesia sangat berpotensi besar bagi kehidupan manusia. Di perairan laut keberadaan biota laut contohnya seperti plankton, nekton, phytoplankton, bentos dan tanaman-tanaman laut lainnya sangat berpengaruh. Keberadaan phytoplankton sangat berpengaruh karena phytoplankton akan mengektrakan karbon dari gas, karbon dioksida dari atmosfer untuk proses fotosintesa. Phytoplankton merupakan microalgae yang melayang dipermukaan air dan pergerakannya lebih banyak dibantu oleh arus laut, merupakan biota yang dapat dimanfaatkan sebagai penyerapan gas CO2 secara maksimal.  Peranan phytoplankton di laut sangat berhubungan dengan produktifitas ikan, plankton merupakan makanan ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan besar dst. Dimana terdapat gerombolan plankton menandakan bahwa perairan laut tersebut merupakan perairan yang subur. Selain sebagai makanan ikan kecil, phytoplankton juga berfungsi sebagai carbon sinks.
Indonesia memiliki luas laut yang sangat luas, dimana didalamnya terdapat terumbu karang, mangrove, padang lamun dan biomasa laut ( phytoplankton), sehingga penyerapan karbon baik yang dilakukan phytoplankton atau biota laut lainnya sangat besar. Daya serap CO2 oleh phytoplankton saja bias 200 kali lipat dibandingkan penyerapan oleh tumbuhan darat. Penelitian di University of New Zealand menunjukan, satu milligram klorofil phytoplankton dapat menyerap 1,65 miligram CO2. Ketika carbon gas mengendap kepermukaan air , maka akan berubah menjadi dua : karbon organic partikulat dan karbon organic terurai. Untuk meningkatkan system penyerapan karbon, maka diperluka suatu teknik pengembangan phytoplankton yaitu : foto Bio Reactor , dimana Foto Bio Reactor ini berisikan phytoplankton yang meyerap CO2 hasil pembakaran pada pebangkit listrik tenaga batu bara.
Dengan demikian informasi potensi Indonesia dalam penyerapan karbon dan iklim beserta kajian proses carbon sequestrationnya yang terjadi dapat memberikan gambaran potensi laut benua maritime Indonesia dalam menyerap carbon dari gas-gas rumah kaca. Jumlah carbon yang diserap di perairan Indonesia dapat diperdagangkan melalui mekanisme clean development mechanishm (CDM) dimana didalamnya menyebutkan bahwa Negara berkembang dapat menjual kredit penurunan emisi kepada Negara maju yang berkewajiban menurunkan emisi. Hasil penelitian carbon sequestration oleh phytoplankton merupakan masukan pentingdan modal utama bagi Indonesia dalam perdagangan karbon didunia.
3.1  Persebaran Plankton Di Indonesia
Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagik dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.
1)      Distribusi Persebaran Plankton
Plankton terdapat mulai dari lingkungan air tawar hingga ke tengah samudera. Dari perairan tropis hingga ke peraiaran kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak di huni oleh plankton. Nontji (2008) membagi plankton berdasarkan sebaran horizontalnya, baik fitoplankton maupun zooplankton menjadi :
a.       Plankton neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas yang relative rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke peraian payau di depan muara dengan salinitas 5-10 psu (practical salinity unit, dulu digunakan istilah ‰ atau permil, g/kg). akibat pengaruh lungkungan yang terus menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupoakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan air tawar. Beberapa diantaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria yang payau.
b.      Plankton oseanik
Plankton oseanik hidup diperairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.
Persebaran atau distribusi horizontal plankton memang sangat ditentukan oleh factor-faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, da n arus. Oleh sebab itu kehadiran plankton jenis tertentu dapat digunakan sebagai indicator akan massa air atau arus laut. Di English Channel misalnya, bila kaetognat Sagitta setosa merajai, itu mengindikasikan massa air dari laut utara yang bersalinitas rendah telah masuk ke selat ini. Sebaliknya bila Sagitta ellegans yang merajai, itu mengindikasikan massa air bersalinitas tinggi dari samudra atlantik merambah masuk sampai ke selat ini. Demikian pula ubur-ubur Cyanea capilata dapat dijadikan indicator adanya arus air dingin, sedangkan Physalia physalis sebagai indicator arus air hangat.contoh lain misalnya copepod Eurytemora affinis telah menyesuaikan diri untuk hidup diperairan estuaria dengan salinitas rendah, dan karena keberadaannya dapat dijadikan indicator perairan estuaria. Di Indonesia ditemukan copepod Labidocera muranoi dari perairan mangrove, yang mungkin dapat pula dijadikan indicator perairan dengan salinitas rendah.
           Plankton hidup di laut mulai dari lapisan yang tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton, dibagi menjadi :
1). Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang dipermukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston. Contoh pleuston yang menarik adalah ubur-ubur api, yang Physalia physalis, yang lazim juga diberi julukan Portuguese man of war bagian atasnya menggelembung mencuat dari permukaan bagaikan layar yang dapat di tiup angin yang menghayutkan plankton tersebut. Sebenarnya ubur-ubur api ini merupakan hewan koloni. Setiap individu terbentuk dari empat koloni, masing-masing berbeda fungsinya namun semuanya berada dalam hubungan kerja yang harmonis.
Kelompok pertama membentuk pelampung dan layar, kelompok kedua membentuk umbai-umbai tentakel yang panjang dilengkapi nemanocist atau sel pennyengat yang ampuh untuk menangkap mangsa, kelompok ketiga mencernakan makanan, dan kelompok empat untuk melaksanakan pembiakan. Physalia physalis ini disebut ubur-ubur api karena bila tersentuh akan dapat menyengat kulit kita hingga melepuh dengan rasa panas bagaikan disundut api. Ada lagi pleuston yang juga menarik yakni Janthina, yang merupakan keong laut yang hidup menggantung di lapisan film permukaan dengan busa yang dihasilkannya bagaikan pelampung.
2). Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.
3). Hypoplankton
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman >600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m. Sebagai contoh, dari kelompok eufaosid, Betheuphaosia ambylops, dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500m. sedangkan dari kelompok kaetognat Eukrohnia hamat, Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000
Persebaran Tumbuhan Laut di Indonesia
Persebaran Rumput Laut di Indonesia
Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia.
4.1    Pemanfaatan Plankton dan Tumbuhan Laut
Rumput laut (sea weeds) yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai Algae sangat populer dalam dunia perdagangan akhir - akhir ini.
Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira - kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan obat - obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan tentang rumput lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas.
           Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui. Hanya pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut telah dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke - 2, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Perancis.
            Sekarang ini rumput laut di Indonesia banyak dikembangkan di pesisir pantai Bali dan Nusa Tenggara. Mengingat panjangnya garis pantai Indonesia (81.000 km), maka peluang budidaya rumput laut sangat menjanjikan. Jika menilik permintaan pasar dunia ke Indonesia yang setiap tahunnya mencapai rata - rata 21,8 % dari kebutuhan dunia, sekarang ini pemenuhan untuk memasok permintaan tersebut masih sangat kurang, yaitu hanya berkisar 13,1%. Rendahnya pasokan dari Indonesia disebabkan karena kegiatan budidaya yang kurang baik dan kurangnya informasi tentang potensi rumput laut kepada para petani.
            Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar - agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Tetapi ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin. Selain bahan - bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung jodium.

1. Bentuk Pemanfaatannya
      1) Agar - agar
            Masyarakat pada umumnya mengenal agar - agar dalam bentuk tepung yang biasa digunakan untuk pembuatan puding. Akan tetapi orang tidak tahu secara pasti apa agar - agar itu. Agar - agar merupakan asam sulfanik yang meruapakan ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi ganggang jenis Agarophytae. Agar - agar ini sifatnya larut dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin.
            Sekarang ini penggunaan agar - agar semakin berkembang, yang dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan dalam industri tekstil, kosmetik, dan lain - lain. Fungsi utamanya adalah sebagai bahan pemantap, dan pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Dalam industri, agar - agar banyak digunakan dalam industri makanan seperti untuk pembuatan roti, sup, saus, es krim, jelly, permen, serbat, keju, puding, selai, bir, anggur, kopi, dan cokelat. Dalam industri farmasi bermanfaat sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul, dan bahan campuran pencetak contoh gigi. Dalam industri tekstil dapat digunakan untuk melindungi kemilau sutera. Dalam industri kosmetik, agar - agar bermanfaat dalam pembuatan salep, krem, lotion, lipstik, dan sabun. Selain itu masih banyak manfaat lain dari agar - agar, seperti untuk pembuatan pelat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, dan pengalengan ikan dan daging.

2). Keraginan
            Keraginan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1 - 4 glikosilik. Ciri kas dari keraginan adalah setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%.
Kegunaan keraginan hampir sama dengan agar - agar, antara lain sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. Keraginan banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan kue, roti, makroni, jam, jelly, sari buah, bir, es krim, dan gel pelapis produk daging. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk pasta gigi dan obat - obatan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik dan cat.

3). Algin (Alginat)
            Algin ini didapatkan dari rumput laut jenis algae coklat. Algin ini merupakan polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier panjang. Bentuk algin di pasaran banyak dijumpai dalam bentuk tepung natrium, kalium atau amonium alginat yang larut dalam air.
Kegunaan algin dalam industri ialah sebagai bahan pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap minyak. Algin dalam industri banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan es krim, serbat, susu es, roti, kue, permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup, dan puding. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Industri kosmetik untuk cream, lotion, sampo, cat rambut,. Dan dalam industri lain seperti tekstil, kertas, fotografi, insektisida, pestisida, dan bahan pengawet kayu.


NB: zal yang tulisannya merah tadi, itu yang menurutq agak cocok… yang atasnya punya yosi.. ya nanti anaknya tak bilangin… ini sebagai referensi j. untuk peta persebarannya… sampean tanya kimi yaa. Cz kimi yang cari. Maaf zal utk pemanfaatannya aq dapat cm tumbuhan laut. Untuk planktonnya menurut beberapa artikel t baca itu sebagai pembantu atau penghasil CO2 terbesar.

Comments

Popular posts from this blog

Pendekatan Geografi dalam kehidupan sehari hari

Geomorfologi Papua