Geografi Pariwisata
PENGEMBANGAN
WISATA PANTAI PEH PULO
KECAMATAN
PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR MENGGUNAKAN ANALISA SWOT
Untuk
memenuhi tugas Matakuliah Geografi Pariwisata
yang
dibina oleh bapak Drs. I Komang Astina, MS.
Disusun
oleh:
Rizal Anggara Mukti 120721435435
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JURUSAN GEOGRAFI
MARET 2015
A. KONDISI
UMUM
Pantai Peh Pulo
secara astronomis terletak di 8°21'6"S 112°14'22"E. Lokasi Pantai Peh
Pulo termasuk dalam wilayah administratif Desa Sumbersih, Kecamatan
Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Pantai Peh Pulo berjarak 28 kilometer dari
pusat Kota Blitar. Rute menuju objek pantai ini yaitu, dari pusat Kota Blitar
ke arah tenggara menuju Kecamatan Sutojayan, dari Kecamatan Sutojayan
dilanjutkan ke arah timur menuju Kecamatan Panggungrejo, selajutnya ke arah
selatan menuju Desa Sumbersih. Rute tersebut akan memalui jalan yang
berlika-liku dan berbukit-bukit.
Pantai Peh Pulo
merupakan gugusan tiga pantai yang terdiri dari pantai Wedi Ombo, Pantai Wedi
Ciut, dan Pantai Wedi Kembar. Gugusan tiga pantai tersebut memiliki pasir yang
putih bersih Pantai yang terpanjang adalah Pantai Wedi Ombo. Keindahan pantai ditambah
dengan ketenangan karena jauh dari kebisingan perkotaan. Kondisi pantai yang
dikelilingi tebing dan bukit, menjadikan pantai bersuasana layaknya pantai
pribadi. Pulau Penyu, Pulau Kapal, Pulau peh pulo dan pulau-pulau lain
menjadikan pemandangan Pantai Peh Pulo layaknya Pantai Tanah Lot di Bali.
Suasana yang alami dapat dirasakan di pantai
Peh Pulo. Angin yang berhembus pelan. Pasir Pantai yang putih bersih kerap
digunakan anak-anak bermain. Sebuah tempat yang sesuai digunakan untuk
bersantai dan berjemur. Tebing-tebing yang menjulang di kanan dan kiri pantai
digunakan untuk wisatawan yang memiliki hobi memancing. Tebing juga kerap
digunakan untuk tempat bercengkerama dan menikmati suasana laut selatan yang
luas.
Akomodasi dan
sarana umum di objek wisata Pantai Peh Pulo masih sangat minimal dan sederhana.
Hal ini karena aksesibilitas jalan yang sulit serta jauh dari permukiman
penduduk. Pintu gerbang maupun biaya tiket masih belum ada, sehingga
pembangunan objek wisata juga tidak terlaksana. Tempat makan yang tersedia di
dekat pantai hanya kedai kecil yang sederhana. Kedai tersebut dikelola oleh
masyarakat setempat. Makanan yang dijual tidak banyak, namun harganya sangat
terjangkau. sarana umum yang terdapat di dekat pantai hanya gubuk tempat untuk
parkir sepeda motor saja. Gubuk untuk parkir ini tanpa dipungut biaya, karena
hanya digunakan petani untuk tempat beristirahat setelah bertani. Toilet dan
mushola terdekat berada di pemukiman penduduk yang berjarak tiga kilometer dari
pantai.
Transportasi
yang dapat digunakan untuk menuju tempat wisata adalah sepeda motor, mobil
keluarga dan minibus. Jika menggunakan transportasi umum dari pusat Kota Blitar
dapat menggunakan minibus namun hanya sampai Kecamatan Sutojayan. Karena belum
ada transportasi umum menuju Kecamatan Panggungrejo. Kendaraan beroda empat
hanya dapat sampai Desa Sumbersih. Jalan menuju pantai dari Desa Sumbersih
hanyalah rambat beton yang sempit tidak dapat dilalui mobil atau minibus.
Potensi
dan Daya Tarik Objek Wisata Pantai Peh Pulo
Atraksi
|
|
Alam
|
-
Kondisi pantai yang masih terjaga
dan alami
|
Aksesibilitas
|
|
Kondisi Jalan
Sarana Transportasi
Papan penunjuk arah
|
-
Kondisi Jalan menuju Desa
Sumbersih bagus beraspal, namun untuk menuju pantai merupakan rambat beton
dan berbatu yang sempit dan rusak.
-
Transportasi menuju pantai
hanyalah sepeda motor. Sarana transportasi umum masih belum ada.
-
Tersedia dari jalan besar hingga
menuju objek wisata pantai.
|
Amenitas
|
|
Akomodasi
Rumah Makan
Sarana komunikasi
Pos keamanan dan
pemandu
|
-
Akomodasi yang tersedia di pantai
tidak ada. Mushola dan toilet jauh dari objek pantai.
-
Rumah makan yang tersedia di
objek wisata hanya satu kedai kecil yang berrjualan makanan dan minuman
ringan.
-
Tidak ada jaringan sinyal
telekomunikasi.
-
Tidak terdapat di objek wisata.
|
Aktivitas
|
|
Wisatawan
Penduduk
|
-
bercengkerama, berfoto, berjemur,
bermain pasir dan memancing ikan .
-
bertani di ladang dan mencari
rumput untuk ternak.
|
B. ANALISA
SWOT
1. Kekuatan
a. Keadaan
Alami
Pantai Peh Pulo
mempunyai keadaan alam yang masih asri dan alami. Hal ini karena aksesibilitas
yang sulit, sehingga pembangunan masih belum terlaksana. Keadaan alami tersebut
didukung dengan panorama yang disuguhkan objek wisata. Gugusan pulau-pulau karang
disebelah selatan Pantai Peh Pulo menjadi ciri khas dari objek wisata pantai
ini. Karena gugusan pulau itu pula Pantai Peh Pulo diberi julukan sebagai Tanah
Lot dari Blitar. Aksesibilitas yang sulit menyebabkan jumlah wisatawan
terbatas, sehingga Pantai Peh Pulo memiliki suasana yang tenang bagi wisatawan.
b. Kondisi
Jalan
Kondisi jalan menuju
Desa Sumbersih sudah beraspal. Rambat beton sebagai akses menuju pantai juga
bagus jika dibandingkan dengan akses menuju pantai yang lain di Desa Sumbersih.
Kondisi jalan yang berbukit-bukit menyuguhkan pemandangan khas daerah karst
dengan ladang dan kehidupan pedesaan sederhana yang indah. Wisatawan dapat
menikmati pemandangan tersebut disepanjang jalan.
c. Tempat
memancing
Objek pantai yang
dibatasi oleh tebing di kanan-kirinya, merupakan tempat favorit yang digunakan
untuk memancing ikan. Wisatawan yang mempunyai kegemaran memancing sering
mengunjungi objek wisata ini ketika akhir pekan. Pantai Peh Pulo yang sering
digunakan memancing menjadi kesempatan untuk penduduk. Penduduk sekitar
menyediakan umpan yang dijajakan ditepi jalan yang menuju pantai.
d. Gugusan
pantai
Gugusan Pantai Peh Pulo
menjadi kekuatan objek wisata ini. Hal ini karena kedua pantai yang berada di
bagian timur pantai utama menyimpan panorama yang indah pula. Pantai Wedi Ciut
dan Pantai Wedi Kembar tersebut dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sehingga
wisatawan dapat mengunjungi tiga pantai sekaligus dalam satu objek wisata.
2. Kelemahan
a. Fasilitas
Umum
Fasilitas umum yang
belum tersedia menjadi kelemahan objek wisata Pantai Peh Pulo. Fasilitas umum
menjadi kebutuhan bagi wisatawan. Gubuk petani yang digunakan wisatawan untuk
parkir sepeda motor dapat mengganggu aktifitas istirahat petani sekitar. Hal
itu karena petani tidak mendapatkan keuntungan dari digunakannya gubuk tersebut
untuk dijadikan tempat parkir. Fasilitas lain yang tidak terdapat di objek
wisata adalah toilet umum dan mushola. Toilet umum merupakan hal penting untuk
mendukung kebutuhan MCK wisatawan. Sedangkan mushola dalam rangka untuk menyediakan
sarana beribadah wisatawan. Toilet dan mushola hanya terdapat tiga kilometer
dari pantai di pemukiman penduduk.
b. Transportasi
umum
Transportasi umum
berakhir di Kecamatan Sutojayan. Daerah dengan jarak jauh dan kondisi berbukit-bukit yang melalui
hutan menjadi kendala jaringan transportasi. Kecamatan Panggungrejo belum
memiliki jaringan transportasi umum untuk menuju objek wisata. Oleh karena itu,
Wisatawan selalu menggunakan transportasi pribadi. Transportasi pribadi yang
dapat langsung menuju pantai hanyalah kendaraan beroda dua. Karena jalan yang
sempit dan curam.
c. Jaringan
Komunikasi
Pantai Peh Pulo belum
memiliki jaringan komunikasi selular. Hal ini karena objek pantai terpisah jauh
dari pemukiman. Kondisi perbukitan menjadikan sinyal jaringan komunikasi sulit
menjangkau objek wisata. Keadaan tersebut menyebabkan wisatawan tidak bisa
berkomunikasi lewat telepon di kawasan objek wisata. Jaringan komunikasi
merupakan kebutuhan vital wisatawan serta kebutuhan saat darurat.
d. Penjaga
Keamanan
Penjaga Keamanan di
objek wisata belum ada. Sehingga objek wisata tersebut belum menjamin keamanan
wisatawan. Gubuk yang digunakan untuk parkir belum memiliki penjaga keamanan.
Kendaraan yang parkir memiliki resiko kehilangan yang tinggi. Objek pantai ini
memiliki kerentanan kriminalitas yang tinggi.
e. Sumber
Daya Manusia
Masyarakat Desa
Sumbersih masih memiliki tingkat kualitas SDM yang rendah. Kualitas SDM yang
rendah ini karena tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Masyarakat sekitar
objek wisata masih belum memiliki kesadaran untuk membangun objek wisata. Hal
ini ditunjukkan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pariwisata yang
rendah.
3. Peluang
Pemerintah pusat telah
memberikan dana pengembangan bagi desa. Dana tersebut diharapkan dapat
mengembangkan desa melalui berbagai potensi yang dimiliki setiap desa. Desa
Sumbersih merupakan desa yang memiliki batas pantai. Batas pantai ini merupakan
potensi objek pariwisata unggulan daerah. Pengembangan objek wisata Pantai Peh
Pulo dapat dilakukan dengan membenahi aksesibilitas menuju objek wisata.
Pantai Peh Pulo
merupakan pantai yang masih alami dan asri. Pantai yang tidak terlalu luas
sehingga menawarkan sensasi pantai pribadi. Hal ini menjadi peluang untuk
memikat wisatawan. Pengembagan objek wisata pantai dapat menarik minat
wisatawan lokal dan regional yang memiliki minat khusus. Minat khusus wisata
adalah daerah pemancingan yang terdapat ditebing-tebing. Pengoptimalan potensi objek wisata dapat
miningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui jasa dan dagang. Masyarakat
dapat menyediakan rumah singgah yang bernuansa desa. Sehingga wisatawan dapat
mengenal kehidupan masyarakat sekitar secara langsung. Selain itu, kedai yang
terdapat di dekat pantai dapat menjual produk makanan khas daerah. Penjualan
produk khas ini dalam rangka promosi dan memberdayaan produk lokal Desa
Sumbersih. Produk makanan khas yang disajikan secara sederhana namun tetap
terstandar untuk pariwisata.
Wisatawan Pantai Peh
Pulo didominasi oleh anak muda. Sehingga pengenalan kuliner khas perlu
diutamakan. Karena pemuda harus mengerti kebudayaan lokal daerahnya. Pembuatan
acara-acara di hari khusus perlu dilakukan untuk menarik wisatawan untuk
berkunjung di objek wisata. Anak muda sebagai pengunjung dapat digunakan
sebagai ajang promosi melalui sosial media. Hal itu mengingat sosial media
merupakan media sponsor yang paling tepat, cepat dan murah.
4. Ancaman
a. Persaingan
dengan objek wisata lain
Sektor pariwisata
menjadi sektor yang paling berpotensi secara terpadu untuk membangun
perekonomian daerah. Setiap daerah akan senantiasa mengembangkan daerah potensi
wisatanya masing-masing. Persaingan antar objek wisata di daerah akan terjadi, karena
persaingan antar objek wisata dapat menimbulkan konflik horizontal dalam
masyarakat. sehingga perlu untuk meningkatkan kreatifitas antar objek. Hal
tersebut dilakukan agar setiap objek memiliki khas unggulan masing-masing.
b. Perilaku
Negatif Wisatawan Objek Wisata
Perilaku negatif
wisatawan dapat mengancam keasrian objek wisata. Wisatawan Pantai Peh Pulo
didominasi oleh wisatawan lokal dan regional. Wisatawan lokal yang memiliki
kesadaran untuk menjaga lingkungan yang rendah dapat merusak keindahan pantai.
Wisatawan lokal umumnya membawa bekal dalam berwisata. Namun ketika sudah
selesai mereka membuang ditempat seadanya di objek wisata. Perilaku negatif ini
ditambah oleh wisatawan muda yang ingin menunjukan eksistensinya dengan
mencoret-coret karang, sehingga kealamian menjadi rusak.
c. Bencana
Alam
Pantai Peh Pulo berada
di laut bagian selatan Indonesia. Kawasan ini dinilai sebagai daerah yang rawan
bencana gempa dan gelombang Tsunami. Bencana dapat menjadi ancaman yang perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan objek wisata. Pengembangan yang diharapkan
adalah pengembangan wisata yang minim resiko bencana.
Comments