Geomorfologi Indonesia
JENIS-JENIS BATUAN DI INDONESIA
v Batuan
Beku
Berdasarkan sifat kimianya, batuan beku
di bagi menjadi batuan beku asam yang umumnya berwarna terang karena kandungan
silikanya tinggi (>65%), batuan beku intermediet yang kandungan silikanya
sekitar 53-65% dan berwarna lebih gelap (kelabu), dan batuan beku basa yang
kandungan silikanya dibawah 45% dan berwarna gelap.
v Batuan
Sedimen
Berdasarkan tenaga yang mengangkut
dibagi menjadi sedimen aquatis (air), aeolis (angin), dan glasial (es). Berdasarkan
cara pengendapannya dibagi menjadi sedimen klastis dan kimiawi.
v Batuan
Metamorf
Batuan ini berasal dari batuan sedimen
yang terbentuk akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi, serta waktu yang
cukup lama.
SEBARAN BATUAN DI INDONESIA
v INDONESIA
BAGIAN BARAT
Indonesia
bagian barat merupakan tepian Lempeng Benua Eurasia yang terkenal dengan nama
Daratan Sunda (Sunda Land). Sebaran batuan yang ada misalnya, di Sumatera
bagian timur umumnya terdapat banyak batuan sedimen aquatis berbentuk batuan
pasir di sekitar muara-muara sungai. Misalnya di sekitar muara sungai Musi,
Siak, dan Indragiri. Kabupaten Tulungagung terdapat batuan metamorf yaitu batu
marmer yang berasal dari batuan kapur yangoleh karena suhu dan tekanan yang
tinggi sehingga mengalami perubahan fisik dan kimiawinya. Daerah Jawa (bagian
tengah) dan Sumatera (bagian barat) sekitar busur vulkan umumnya batuan beku
luar, dalam, maupun korok bersifat asam. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk lahan
yang ada yang berasal dari lempeng benua Eurasia yang cenderung lebih ringan
dibandingkan lempeng samudera dan bersifat asam.
v INDONESIA
BAGIAN TENGAH
Sulawesi bagian timur umumnya batuannya bersifat
basa karena dipengaruhi oleh batuan induk volkan pasifik dan merupakan daerah
yang berasal dari lempeng samudera yang keduanya cenderung bersifat basa.
Contoh lain yaitu pada daerah Halmahera.
Daerah
Sulawesi Selatan termasuk ke dalam propinsi Busur Volkanik Tersier Sulawesi
Barat, yang memanjang dari Lengan Selatan sampai ke Lengan Utara. Secara umum,
busur ini tersusun oleh batuan-batuan plutonik-volkanik berumur
Paleogen-Kuarter serta batuan-batuan metamorf dan sedimen berumur Tersier.
Geologi Sulawesi Selatan bagian timur dan barat sangat berbeda, di mana
keduanya dipisahkan oleh Depresi Walanae. Secara struktural, Sulawesi Selatan
terpisah dari anggota Busur Barat Sulawesi lainnya oleh suatu depresi yang
melintas di sepanjang Danau Tempe (van Leeuwen, 1981).
Batugamping
di ujung selatan Sulawesi Selatan dan di Pulau Selayar dinamakan Batugamping
Selayar, yang merupakan anggota dari Formasi Walanae (Sukamto & Supriatna,
1982). Anggota Selayar ini tersusun oleh batugamping koral dan kalkarenit dengan
interkalasi napal dan batupasir kalkareus. Unit karbonat ini berumur Miosen
Atas sampai Pliosen (N16-N19, Sukamto & Supriatna, 1982). Sukamto &
Supriatna (1982) melaporkan bahwa hubungan penjemarian antara Formasi Walanae
dengan Batugamping Selayar terjadi di Pulau Selayar. Endapan-endapan undak,
aluvial, dan pantai terdapat setempat-setempat di Sulawesi Selatan.
Pengangkatan (uplift) Resen di Sulawesi Selatan dicirikan oleh naik atau
tumbuhnya endapan-endapan coral reef (van Leeuwen, 1981; Sukamto, 1982).
v INDONESIA
BAGIAN TIMUR
Di
Indonesia bagian timur, dijumpai batuan berumur Paleozoikum yang berasal dari
Benua Australia. Batuan tua di Indonesia Timur tersebut merupakan tepi utara
Benua Australia dan sebagian berupa kepingan benua (benua renik) tersebar di
Indonesia bagian timur, seperti di bagian timur Sulawesi, Kepulauan Banggai dan
Sula, Misool dan beberapa pulau lainnya di Maluku. Batuan Paleozoikum juga
dapat dijumpai di Pulau Timor dan Papua. Di Timor, batuan berumur Perm (251
juta tahun lalu) berupa batuan sedimen dan basalt. Di Papua, batuan Paleozoikum
dapat dipisahkan menjadi batuan Silur (416 juta tahun lalu), Devon (359,2 juta
tahun lalu), Karbon (299 juta tahun lalu) dan Perm. Batuan Paleozoikum di Papua
ini terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung api dan batuan malihan
berderajad rendah.
Batuan
Mesozoikum, yang berasal dari lempeng benua ini dapat ditemukan di Sulawesi
bagian timur, Buton, Banggai-Sula, Buru, Seram, Timor, Halmahera, Misool dan
Papua, umumnya merupakan runtunan sedimen yang berumur Trias, Jura dan Kapur.
Batuan Trias dan Jura umumnya berupa klastik halus-kasar sedangkan batuan Kapur
berupa batugamping yang terendapkan di laut dalam. Pada sebagian kecil kepingan
benua tersebut dijumpai pula batuan malihan berderajad rendah, granit dan
batuan yang berasal dari kegiatan gunung api. Di Indonesia Timur, sebagian dari
batuan sedimen berumur Mesozoikum ini dikenal sebagai batuan induk minyak dan
gas bumi, yang kemudian terperangkap pada batuan Tersier atau yang lebih muda.
Batuan dari lempeng samudera Pasifik berumur tidak lebih tua dari Kapur. Di
Sulawesi bagian timur, batuan ini berupa batuan beku dengan komposisi basa
sampai ultrabasa. Hasil pelapukan dari batuan terakhir ini terkenal sebagai
penghasil nikel yang potensial, seperti di Pulau-pulau Sulawesi, Halmahera dan
Gak di Maluku.
Comments